Hari-hari masyarakat sekarang ini
berkutat dengan kebingungan dan resah, hal ini akibat dari kepercayaan yang
telah diberikan berbuah lelucon yang kadang lucu, menghebohkan, menggeramkan
dan memancing amarah, tapi kondisi ini memang harus dijalani saat ini kita
tidak bisa menghindarinya bahkan kita pun tidak boleh menyalahkan siapa pun,
karena hal ini bukan karena pilihan kita tapi mungkin akibat dari pilihan
orang-orang terdekat kita, jadi lapangkanlah hati dan pikiran kita
menghadapinya.
Sekarang kita diberikan kebebasan
untuk berpendapat dan berbuat selama kita masih didalam koridor hukum yang
berlaku, walaupun terkadang hukum itu membuat kita terombang-ambing bersikap
atau bahkan akan menjerat kita kedalam posisi bersalah, lihatlah para pembuat
kebijakan yang sebagian besarnya saat ini menjadi pesakitan, sebagian mereka
mungkin tidak berniat atau bahkan tidak mengerti bahwa kebijakannya salah dalam
aturan lain diluar maksud tujuannya, hal itu disebabkan penerapan aturan yang
tumpang-tidih (bertolak belakang) di negara kita, semua praktisi tahu akan
kondisi ini namun yang agaknya kurang kita mengerti kenapa terjadi pembiaran
atau apakah ini kesengajaan untuk memberikan warna kehidupan yang menguntungkan
bagi segelintir pihak.
Kekisruhan yang ada saat ini
sebenarnya merupakan bagian proses ekosistem kehidupan yang tidak terlihat
dimana terdapat rantai ekosistem yang belum tertata jelas seperti dalam
ekosistem rimba ataupun kehidupan liar (Binatang) sebagai perbandingan kita lihat
ekosistem Binatang terlebih dahulu:
Sementara dalam
kehidupan kita :
Itulah gambaran
dimana seharusnya dalam ekosistem kita posisi rakyat berada diawal dan diakhir
namun kini posisi itu menjadi aneh karena selogan dari rakyat untuk rakyat
terkesan sirna dan tidak berlaku lagi, itu disebabkan pemikiran yang berkembang
dan inovatif namun menjadi kearah yang negative dan buruk, saat ini semua
saling menyalahkan dan menganggap diri/kelompoknya yang benar, manusia yang
objektif letaknya dipinggir jurang dan segera di jungkalkan kedalam lembah
kematian sehingga kebenaran menjadi sebuah hal yang mahal dan hanya untuk
orang-orang dengan pikiran picik dan sadis.
Selanjutnya para
tokoh agama pun kini juga ikut inovatif karena perkembangan yang terjadi
apalagi semenjak berkurangnya para pendakwah senior ataupun memiliki visi agama
sebagai pemandu hidup, kina para tokoh agama sibuk dalam dunia politik dan
komersialitas, sehingga apapun dakwah dan panduannya menjadi tidak karuan,
seperti dakwah harus dibandrol harga yang tinggi, lambang halal di produk
makanan perlu biaya tinggi sementara itu merupakan hal mendasar yang dibutuhkan
umat, ya dibahas atau tidak ya tetap saja pusing mendengar dan melihatnya.
Apakah daya
kitaaaaaa>?