Sabtu, 16 April 2016

Budaya Kerja dan Karyawan Sejahtera



Berkerja merupakan salah satu cara untuk menghasilkan dan memenuhi kebutuhan manusia, baik itu kebutuhan pokok maupun tambahan sehingga bekerja merupakan kegiatan utama manusia, dalam bekerja itu setiap individu tentu pernah merasakan tidak dapat merasakan kenyamanan dan menikmati pekerjaannya maupun kondisi atau situasi pekerjaan di tempat bekerjanya. Pekerjaan kerapkali dilakukan tidak sesuai dengan rel yang sesuai dengan pemahaman kita, seperti dimana saat-saat menyaksikan tindakan kecurangan “FRAUD” dalam melaksanakan hingga menyelesaikan pekerjaan miskipun terkadang pekerjaan tersebut dilaksanakan bukan karena keinginan pribadi namun merupakan kebiasaan dari system yang ada sehingga mengarahkan kepada tindakan/praktek yang merugikan perusahaan dan orang lain yang ada dalam perusahaan.
Akibat dari kecurangan yang terjadi menimbulkan rasa tidak saling percaya dan saling curiga mencurigai yang memicu timbulnya sikap saling melemahkan dalam bekerja karena adanya dorongan untuk bias tampil diatas individu lainnya. Ada beberapa diantaranya yang bingung harus melakukan dan berbuat apa pada situasi ini “ adanya perasaan khawatir  dan bertanya apakah kondisi ini benar, apakah saya harus terlibat pada kondisi ini bahkan apakah saya harus meninggalkan kondisi ini. Pertanyaan-dan kebimbangan ini terus menerus menghantui dan bagi sebagian besar yang tidak berani menyampaikan apa yang menjadi ganjalan ini akan merasakan sakit dan rasa tercurangi oleh system ini.
Apakah diantara kita ada yang pernah melihat ataupun mengalami kondisi sebagaimana pengalaman yang saya tuliskan diatas ? karena sangat banyak hal yang dapat membuat seorang pekerja untuk terlibat, menikmati dan merasakan kenyamanan dalam bekerja namun sebaliknya lebih sangat banyak lagi faktor penyebab pekerja mengalami perasaan tertekan dan menderita dalam bekerja, faktor utama yang mempengaruhinya diantaranya adalah faktor internal dan eksternal.

Faktor Budaya Perusahaan (Organizational Culture)
Akibat pekerja mengalami konflik nilai dalam melaksanakan kewajiban menimbulkan stress bagi pekerja, walu sebagaimana kita ketahui bahwa stress pada masa sekarang ini merupakan hal yang wajar, namun stress dalam pekerjaan akan menimbulkan damapk sangat buruk bagi pribadi maupun perusahaan.
Budaya Kerja dapat dianalogikan sebagai sebuah kepribadian organisasi yang dilihat dari keyakinan, nilai, norma yang senada dengan asumsi mental yang mengarah kepada interpretasi dan tindakan dalam bekerja.

Faktor Leadership (Pemimpin)
Untuk menciptakan sebuah kondisi yang tertata rapi dan teratur maka ada aturan yang dibuat dengan menunjuk individu untuk berada diposisi pemberi komando yang secara harfiah merupakan penentu arah dan kebijakan yang harus diikuti oleh seluruh individu lainnya yang berada didalam perusahaan.
Hadirnya pemimpin ada yang bersala dari pilihan pekerja atau pun dari penunjukan dari organ lain dalam perusahaan sehingga proses hadirnya pemimpin ini member pengaruh terhadap budaya kerja, karena dalam kondisi normalnya budaya kerja tidak boleh terpengarus bahkan berubah akibat dari budaya seorang pemimpin, namun untuk beberapa kondisi sering terjadi budaya kerja perusahaan tersingkir akibat budaya dan system dari pemimpinnya yang tentu saja hal ini merupkan salah satu faktor utama penyebab stress dalam pekerjaan.
Pentingnya Budaya Kerja

Budaya Kerja memiliki peran yang sangat penting seperti
  1. Sebagai pembeda suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
  2. Sebagai identitas bagi anggota perusahaan yang mengarahkan kepada suatu perilaku pekerja,
  3. Sebagai salah satu media untuk mempermudah dan mendorong munculnya komitmen dari pekerja yang dapat digunakan untuk mempercepat pencapaian yang ditargetkan perusahaan.
  4. Sebagai alat peningkat pemantapan system social yang membantu mempersatukan seluruh elemen perusahaan dangan standar yang ada.
  5. Sebagai alat pembentuk sikap seluruh elemen perusahaan 

Implementasi Budaya Kerja dalam Dunia Perkebunan
Perkebunan merupakan Agro industry yang memiliki iklim yang berbeda apabila dibandingkan dengan bisnis lain karena memiliki keberagaman stakeholder yang membutuhkan sentuhan-sentuhan unik untuk bisa mensejahterakannya dan dalam perkebunan untuk dapat menciptakan budaya kerja yang kuat sangat dibutuhkan
  1. Keseriusan manajemen tertinggi untuk dapat terlibat dan komit yang diteruskan keseluruh bawahannya agar dapat dimengerti secara menyeluruh.
  2. Menumbuhkan rasa memiliki dan menjaga atas budaya kerja yang telah dibentuk
  3. Berlaku adil dan melaksanakan kebijakan maupun membuat kebijakan yang tidak memiliki kepentingan didalamnya
Dengan demikian budaya kerja tebangun dan kuat akan memberikan dampak pada kesejahteraan karyawan khususnya dan perusahaan pada umumnya.

Entri Populer