Berkerja
merupakan salah satu cara untuk menghasilkan dan memenuhi kebutuhan manusia,
baik itu kebutuhan pokok maupun tambahan sehingga bekerja merupakan kegiatan
utama manusia, dalam bekerja itu setiap individu tentu pernah merasakan tidak
dapat merasakan kenyamanan dan menikmati pekerjaannya maupun kondisi atau
situasi pekerjaan di tempat bekerjanya. Pekerjaan kerapkali dilakukan tidak sesuai
dengan rel yang sesuai dengan pemahaman kita, seperti dimana saat-saat
menyaksikan tindakan kecurangan “FRAUD” dalam melaksanakan hingga menyelesaikan
pekerjaan miskipun terkadang pekerjaan tersebut dilaksanakan bukan karena
keinginan pribadi namun merupakan kebiasaan dari system yang ada sehingga
mengarahkan kepada tindakan/praktek yang merugikan perusahaan dan orang lain
yang ada dalam perusahaan.
Akibat
dari kecurangan yang terjadi menimbulkan rasa tidak saling percaya dan saling
curiga mencurigai yang memicu timbulnya sikap saling melemahkan dalam bekerja
karena adanya dorongan untuk bias tampil diatas individu lainnya. Ada beberapa diantaranya
yang bingung harus melakukan dan berbuat apa pada situasi ini “ adanya perasaan
khawatir dan bertanya apakah kondisi ini
benar, apakah saya harus terlibat pada kondisi ini bahkan apakah saya harus
meninggalkan kondisi ini. Pertanyaan-dan kebimbangan ini terus menerus
menghantui dan bagi sebagian besar yang tidak berani menyampaikan apa yang
menjadi ganjalan ini akan merasakan sakit dan rasa tercurangi oleh system ini.
Apakah
diantara kita ada yang pernah melihat ataupun mengalami kondisi sebagaimana
pengalaman yang saya tuliskan diatas ? karena sangat banyak hal yang dapat
membuat seorang pekerja untuk terlibat, menikmati dan merasakan kenyamanan
dalam bekerja namun sebaliknya lebih sangat banyak lagi faktor penyebab pekerja
mengalami perasaan tertekan dan menderita dalam bekerja, faktor utama yang
mempengaruhinya diantaranya adalah faktor internal dan eksternal.
Faktor
Budaya Perusahaan (Organizational Culture)
Akibat
pekerja mengalami konflik nilai dalam melaksanakan kewajiban menimbulkan stress
bagi pekerja, walu sebagaimana kita ketahui bahwa stress pada masa sekarang ini
merupakan hal yang wajar, namun stress dalam pekerjaan akan menimbulkan damapk
sangat buruk bagi pribadi maupun perusahaan.
Budaya
Kerja dapat dianalogikan sebagai sebuah kepribadian organisasi yang dilihat
dari keyakinan, nilai, norma yang senada dengan asumsi mental yang mengarah
kepada interpretasi dan tindakan dalam bekerja.
Faktor
Leadership (Pemimpin)
Untuk
menciptakan sebuah kondisi yang tertata rapi dan teratur maka ada aturan yang
dibuat dengan menunjuk individu untuk berada diposisi pemberi komando yang
secara harfiah merupakan penentu arah dan kebijakan yang harus diikuti oleh
seluruh individu lainnya yang berada didalam perusahaan.
Hadirnya
pemimpin ada yang bersala dari pilihan pekerja atau pun dari penunjukan dari
organ lain dalam perusahaan sehingga proses hadirnya pemimpin ini member pengaruh
terhadap budaya kerja, karena dalam kondisi normalnya budaya kerja tidak boleh
terpengarus bahkan berubah akibat dari budaya seorang pemimpin, namun untuk
beberapa kondisi sering terjadi budaya kerja perusahaan tersingkir akibat
budaya dan system dari pemimpinnya yang tentu saja hal ini merupkan salah satu
faktor utama penyebab stress dalam pekerjaan.
Pentingnya
Budaya Kerja
Budaya
Kerja memiliki peran yang sangat penting seperti
- Sebagai pembeda suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
- Sebagai identitas bagi anggota perusahaan yang mengarahkan kepada suatu perilaku pekerja,
- Sebagai salah satu media untuk mempermudah dan mendorong munculnya komitmen dari pekerja yang dapat digunakan untuk mempercepat pencapaian yang ditargetkan perusahaan.
- Sebagai alat peningkat pemantapan system social yang membantu mempersatukan seluruh elemen perusahaan dangan standar yang ada.
- Sebagai alat pembentuk sikap seluruh elemen perusahaan
Implementasi
Budaya Kerja dalam Dunia Perkebunan
Perkebunan
merupakan Agro industry yang memiliki iklim yang berbeda apabila dibandingkan
dengan bisnis lain karena memiliki keberagaman stakeholder yang membutuhkan
sentuhan-sentuhan unik untuk bisa mensejahterakannya dan dalam perkebunan untuk
dapat menciptakan budaya kerja yang kuat sangat dibutuhkan
- Keseriusan manajemen tertinggi untuk dapat terlibat dan komit yang diteruskan keseluruh bawahannya agar dapat dimengerti secara menyeluruh.
- Menumbuhkan rasa memiliki dan menjaga atas budaya kerja yang telah dibentuk
- Berlaku adil dan melaksanakan kebijakan maupun membuat kebijakan yang tidak memiliki kepentingan didalamnya
Dengan
demikian budaya kerja tebangun dan kuat akan memberikan dampak pada
kesejahteraan karyawan khususnya dan perusahaan pada umumnya.