Pengelolaan hutan
mangrove yang berkelanjutan bukan cuma bermanfaat untuk perlindungan
kawasan pesisir, tapi juga potensial untuk investasi penyerapan dan
penyimpanan karbon, salah satu keunggulan tanaman mangrove adalah kemampuannya menyerap
emisi yang terlepas dari lautan dan udara.
Dengan sistem perakarannya yang dimiliki tanaman ini, katanya saat
penanaman di hutan mangrove bersama Garuda Indonesia, mangrove bisa
menyerap emisi dari laut maupun udara.
Selain unggul dalam menyerap emisi, mangrove juga
punya banyak fungsi di antaranya pencegahan abrasi dan mampu menahan
hempasan tsunami.
Selain itu, buah tanaman mangrove juga bisa diolah menjadi tepung untuk berbagai produk makanan.
"Getah tanaman ini juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pewarna batik,"
Karena itu, Menhut meminta masyarakat bisa memanfaatkan kawasan
mangrove secara berkelanjutan dan tidak mengonversinya menjadi tambak.
Hutan mangrove merupakan wilayah pemijahan bagi
berbagai biota laut penting, sehingga keberadaannya harus dijaga. "Dalam
jangka panjang konversi mangrove menjadi tambak justru merugikan secara
ekologi dan ekonomi," Tanaman mangrove
mampu menyerap emisi karbon 10 kali lipat dibandingkan hutan sekunder.
Karena kemampuannya itu, hutan mangrove mulai dilirik sebagai lokasi
investasi penyerapan dan penyimpanan karbon.
"Sebuah konsorsium di Medan, Sumatera Utara, mulai melakukan penanaman mangrove sebagai sebuah investasi karbon," Konsorsium tersebut terdiri dari berbagai perusahaan, termasuk yang
bergerak pada jasa keuangan. Mereka menyalurkan kepada pelaksana
pengelolaan mangrove yaitu Yayasan Gajah Sumatera.
"Dana tersebut bukan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), tapi investasi untuk perdagangan karbon," Meski demikian, hutan mangrove masih menghadapi tantangan berupa
maraknya konversi untuk tambak dan perkotaan. Padahal, pengelolaan
tambak yang terintegrasi dengan hutan mengrove lestari justru bisa
meningkatkan produksi tambak.Tambak sebaiknya dibangun di sela-sela atau di belakang hutan
mangrove. Ini akan produktif ketimbang membabat habis hutan mangrove,
Saat ini, luas hutan mangrove di Indonesia sekitar 3,6 juta hektare
dengan sekitar 60 persen di antaranya dalam kondisi kritis atau sangat
kritis.
Menurut Direktur Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kemenhut Bedjo
Santoso, berbagai upaya tengah dilakukan untuk merehabilitasi hutan
mangrove yang kritis, tahun lalu kami targetkan rehabilitasi mangrove seluas 10.000
hektare dan realisasinya melebihi target. Tahun ini juga kami targetkan
rehabilitasi seluas 10.000 hektare, dia menyatakan untuk merehabilitasi mangrove, Kemenhut juga menjalin
kerja sama internasional termasuk dengan negara-negara ASEAN.
"Negara ASEAN saling berbagai pengalaman dalam pengelolaan mangrove dan mereplikasi contoh pengelolaan mangrove yang baik,"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap transparansi, mendorong setiap orang dalam perusahaan untuk selalu peduli dan waspada ...
-
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Penerapan Manajemen Risiko Unit Pabrik Kela...
-
Merujuk Surat Nomor 01.2/01.Kom/416/2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang permohonan rekomendasi lelang asset tetap non produktif dengan...
-
Pengertian “setiap orang” dalam Pasal 1 angka (32) UUPPLH, adalah orang perorangan atau badan usaha baik yang berbadan hukum maupun y...
-
Apa Itu Pengembangan Karir? Pengembangan karir adalah aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan individu pada kemajuan karir yang dire...
-
Setiap kegiatan dalam perusahaan atau biasa dikenal sebagai Internal Business Process mengandung risiko, baik yang sifatnya operasional...
-
Dalam penjelasan peraturan diterangkan bahwa pinjam pakai adalah pemanfaatan aset tetap oleh mitra untuk jangka waktu tertentu dengan membe...
-
I. PENDAHULUAN Dalam persiapan dan perencanaan seluruh program kerja Perusahaan guna memenuhi kepatuhan terhadap Peraturan Menteri ...
-
Ada dua teori dominan suatu pencapaian kesuksesan dalam literatur 200 tahun yang lalu, yakni etika kepribadian dan etika karakter . ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar