Minggu, 19 Februari 2012

PERUSAHAAN DAN PEMIMPIN DALAM MATA PEKERJA

Pada prinsipnya perusahaan itu biasanya badan hukum atau badan usaha yang kesehariannya berorientasi pada profit ataupun keuntungan dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada baik dengan mengeluarkan modal ataupun dengan kesepakatan, sehingga tak ada dalam kamus perusahaan prinsip kemanusiaan. Inilah dasar orientasi perusahaan yang secara tidak langsung diadopsi oleh jaringan atau apapun yang terlibat didalamnya sehingga menimbulkan sebuah pengelolaan yang bertolak belakang dengan prinsip manusia sebagai mahluk sosial.
Nepotisme dan rasialisme sangat dominan dalam pengelolaan perusahaan, tanpa pandang bulu baik swasta maupun pemerintah, dimana harus kita akui agama sebagai peganggan hidup kita juga menganjurkan untuk melakukan hal tersebut, tapi dalam menyikapinya kita harus lebih fleksibel, dinamis dan dewasa, karena prinsip nepotisme dan rasialisme adalah radikal dan tanpa ada pertimbangan yang cukup baik, karena mengubur nilai-nilai kompetensi dan kesetaraan.
Kerdilnya jiwa pemimpin juga mengambil peran penting dalam memutus tali hubungan perusahaan dengan masyarakat luar, karena kita tidak bisa pungkiri bahwa dari sudut manapun perusahaan tidak bisa terpisah dari masyarakat. Namun akibat munculnya profil-profil pemimpin yang tercipta cerdas dalam pengetahuan namun sangat bodoh dalam bidang sosial kemasyarakatan maka dapat kita katakana bahwa pemimpin seperti ini bukan tipikal orang mampu untuk memimpin tapi hanya pantas berada diposisi pekerja tanpa orientasi.
Saya banyak terinspirasi dari pemimpin yang ada dilingkungan pemerintahan dan perusahaan milik pemerintah (BUMN/BUMD) dimana dapat saya katakana bahwa kebodohan selalu menyelimuti mereka yang sebahagian besar dalam keadaan tidak sanggup untuk memimpin namun terjebak dalam obsesi dan mimpi yang menjadi kenyataan, saya juga tidak menutup mata dengan pemimpin dilembaga tersebut karena masih ada yang sangat baik dalam menjalankan tugasnya tapi dari sudut pandang pekerja tetap saja buruk, karena kesalahan pemimpin yang baik itu adalah berada dilingkungan yang bodoh, kotor dan tak berpandangan sosial.
Sifat ataupun karakter pesimis saya ini bukan untuk menjadi sebuah gambaran saja tapi saya mencoba mengajak para pemimpin untuk berubah dan jangan buat pekerja itu sebagai komoditi usaha “ MANUSIAKANLAH MANUSIA” tak ada kerugian besar saat kita memimpin dengan bijaksana dan selalu berusaha menjadi lebih baik, kita semua tahu yang baik itu bagaimana! Agama dan hari akhir adalah pembimbing dan tujuan kita, bukan harga diri dan kekayaan tujuan kita karena itu semua adalah semu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer