Dalam sebuah perusahaan ada tersurat sebuah visi ataupun
misi yang harus digapai berapa pun atau bagaimanapun caranya, tak peduli Rp.1
hingga triliunan rupiah, 1 orang hingga 1 juta orang pekerja, apapun akan direncanakan
dan diperbuat untuk memuwujudkan visi dan misi tersebut, walau kadang kala
perusahaan itu pingsan dalam proses bisnisnya akibat orientasinya sudah
terbelenggu dengan obsesi. Kegagalan adalah hal yang sudah pasti akan terjadi
namun keberhasilan harus dating menggantikannya untuk menjadi kenyataan,
dibalik itu semua ada risiko yang terkandung didalamnya sehingga perlu dikelola
sehingga dapat terkendali dengan baik.
Pada perusahaan-perusahaan yang sudah eksis dalam kurun
waktu yang cukup lama sebenarnya secara dilangsung sudah berhasil mengelola
risikonya, namun karena diluar kesadarannya perusahaan itu kurang optimal dalam
pencapaian tujuannya, tak perlu kita membahas perusahaan apa dan dimana, dan
kebanyakan perusahaan dengan konsep dasarnya belum modern kini mulai secara
perlahan harus mengikuti konsep modern dengan berbagai macam pertimbangan, atau
perusahaan itu akan tersingkir dari persaingan yang ada dan secara perlahan
menjadi tidak eksis lagi, kita sorot sebuah perusahaan tua dengan konsep dasar
kolonialis kini beralih menjadi perusahaan yang menuju kelas dunia, bergerak
dibidang agribisnis perkebunan (PT Perkebunan Nusantara III) dimana perusahaan
ini membuka mata dan diri untuk pembaharuan guna dapat menjadi yang terbaik di
antara para pesaingnya, seperti penerapan manajemen risiko secara menyeluruh
dan serius sehingga dapat dikatakan menjadikan perusahaan tersebut kini lebih
maju dibanding perusahaan sejenis lainnya.
Tapi sekarang kita
membandingkan dengan perusahaan tua yang sama sekali merasa sangat kuat dan
digdaya, sehingga sekarang hanya bisa bermimpi akan seperti dulu lagi, “ya
hanya mimpi” seperti PT Pos, PT KAI dll, saya sebagai masyarakat yang ditak
mengetahui bagaimana kinerja didalamnya bisa menyimpulkan perusahaan ini adalah
bentuk sebuah kegagalan metode lama untuk bersaing di-Era sekarang ini,
sepanjang perusahaan itu melakukan aktivitasnya maka akan ada risiko yng
ditanggung perusahaan itu. Tua adalah eksistensi tapi profit adalah dinamis,
dahulu berhasil karena dahulu memiliki pola usaha yang sederhana.
Kesulitan dalam merubah pola perusahaan tua ke perusahaan
modern ialah:
-
SDM yang dahulu kini masih eksis sehingga dengan
kehadiran manajemen risiko timbul ketakutan untuk terbukanya kesalahan/ dosa yang lalu.
-
Kemampuan dan keinginan untuk maju sangat kecil
karena berisi perbaikan dan mutasi system dari yang terdahulu
-
Tidak dinamisnya elemen perusahaan dari level
tertinggi hingga terendah sehingga menjadi timbulnya pola fikir radikal
-
Masih menganggap pasar dapat mengerti keadaan
yang diciptakan perusahaan tua
Ini menjadi PR terbesar bagi para calon pemimipin masa
depan, biarlah mas lalu berlalu mari kita persiapkan yang terbaik untuk
memperbaiki masa depan hingga masa depan tidak dating menjelang kita dengan
keadaan yang sangat amat terbatas dan buruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar