Senin, 02 April 2012

Kaderisasi dan Eksistensi


Sebuah manajemen yang secara harfiah di artikan adalah mengelola dengan seni/cara tertentu yang disesuaikan dengan segmennya, dimana dalam pengelolaan itu diciptakan sebuah organisasi yang tersusun dari yang tertinggi hingga yang terendah, dengan fungsi tugas masing-masing sesuai dengan posisinya yang juga beserta kewajiban dan tanggung jawabnya.
   Fungsi sentral bisa dikatakan berada pada posisi pimpinannya, dikarenakan kewajiban dan tanggung jawabnya yang lebih luas kebawah demikian sebaliknya dengan bawahan dikatakan tidak diposisi penting dikarenakan berada pada ruang kewajiban serta tanggung jawab mengkerucut ke bawah, untuk menjadi bawahan kurang dibutuhkan pendidikan lebih tetapi sebaliknya pula dengan pimpinan dimana untuk posisi ini amat sangat dibutuhkan pendidikan yang baik dan bersifat dinamis, mengingat karakter dari dunia ini adalah perubahan juga tanpa kepastian.
Dari pentingnya posisi pimpinan sehingga diperlukan sebuah system ataupun cara untuk menciptakannya dengan berbagai macam kepentingan atasnya yang diantaranya adalah
-          Mampu mengelola pekerjaannya
-          Menjadi teladan bagi seluruh bawahannya
-          Mengayomi bawahannya
-          Memfasiltasi kepentingan bawah maupun atasnya
-          Menerapkan cara sesuai dengan kebutuhan
-          Dan masih banyak yang lainnya
   Ada pimpinan yang sangat dinamis dalam menjalankan fungsinya namun lebih sangat banyak pimpinan yang tidak eksis dalam menjalankan tugasnya, sehingga berakibat sangat merugikan baik pemberi kepercayaan/atasan maupun kepada orang yang dikelolanya, pengalaman saya selama menjalani dunia organisasi pekerjaan dapat menjadi gambaran, dimana dalam 12 tahun masa kerja di enam perusahaan yang berbeda, saya menemui lebih dari sepuluh orang pimpinan ataupun atasan langsung saya, dan yang bisa saya katakana sesuai dengan standart pimpinan hanya 5 orang diantaranya, kemana yang lainnya? Itulah pertanyaannya , jawabannya menurut saya adalah kesalahan para pemberi tanggung jawab tertingginya, kemampuan dari orang dalam mengelabui pimpinannya.
   Saya coba menjelaskan berbagai macam cara kaderisasi guna pencapaian eksistensi tertinggi:
   Melakukan muhasabah instrospeksi diri dan salah satu Waktu yang baik melakukan Instrospeksi diri adalah sebelum seseorang tidur, mengingat-ingat yang sudah dilakukan sebelumnya.Hendaknya seorang pemimpin melihat diri lebih dalam lagi.

Membuat hati tenang dan bersih adalah dekat dengan Al Quran. mengumpakan hati seperti besi, besi jika sudah lama tidak dipelihara maka akan berkarat. Maka untuk membersihkan hati yang berkarat dengan siraman ayat suci al quran. Dengan menjadikannya wirid kebiasan untuk membacanya.
   Perhatian kepada al Quran diberitakan jatah waktu setiap hari walaupun sedikit namun kontinyu.
Al quran selain dibaca juga ditadabburi ayat-ayatnya untuk selanjutnya diamalkan. Keterkaitan hati seseorang dengan al Quran, akan membuat hati seseorang jadi lunak.
   Ketiga, seorang pimpinan hendaknya banyak mengingat kematian. Sesuatu yang pasti menjemput setiap manusia, yangg menghentikan semua kelezatan dunia. Ziarah kubur adalah salah satu upaya dalam mengingat kematian. setiap manusia punya keyakinan akan datangnya kematian, namun hanya sebatas keimanan dalam teori, tidak berbuah dalam amal, dalam Ziarah kubur, syaikh mengungkapkan terkadang pimpinan tidak mengambil hikmah darinya,seperti para pengantar jenazah ada yang biasa bercanda, tertawa, banyak bercerita tentang aktivitas dunia dan perdagangan.
   Keempat, Belajar sirah peri kehidupan para Nabi, Sahabat, Ulama dan orang shaleh, akan menambah wawasan ilmu dan iman. Meniru niru perilaku orang besar adalah keberuntungan, olehnya itu mulailah melangkah, langkah pertama akan diikuti langkah berikutnya yang pada akhirnya akan sampai pada satu tujuan.
   Kelima, Banyak dengar nasehat, ceramah dari orang-orang Shaleh.ini dicontohkan oleh para Sahabat Nabi yang sangat loba dengar wejangan dan nasehat. Kaitannya dengan nasehat, untuk mencegah kebosanan, maka hendaknya diberi interval waktu sebagai variasi.ini menekankan agar kita senantiasa mendengarkan peringatan, karena sifat dasar hati itu senantiasa berbolak balik  (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer