Kita memulai hidup ini sebagian
orang mengatakan tanpa persetujuan dirinya, dimana dilahirkan, dilahirkan oleh
siapa dan kapan dilahirkan, namun sebenarnya itu salah dan tak beralasaan,
karena kita ini hanya mahluk yang kecil dan teramat lemah, sehingga apa pantas
kita menanyakan hal tersebut kepada-Nya.
Kita yang mulai dan kita yang
akan mengakhiri setiap apapun perjalanan kisah kehidupan baik itu kita sadari
ataupun tidak, kebebasan dan nikmat sangat banyak kita terima, namun jika
cobaan dating kita selalu menganggap itu ujian dari Sang Pencipta, namun
sebenarnya cobaan itu adalah hasil dari tindakan kita dari waktu kewaktu tanpa
kita sadari, namun secara eksplisit kita meyangka kita sangat dengan dengan Nya
sehingga harus dicoba, itu berarti rasa ego yang teramat masih menyelimuti
kehidupanb kita, sehingga rasa itu juga terus merangsang diri kita untuk
menyalahkan dan cendrung tidak ikhlas dalam menjalani apapun kegiatan kita
didunia ini.
Allah SWT sangat memberikan
kebebasan kepada kita untuk dapat berfikir dan berbuat sesuai dengan keinginan
kita, tanpa pengaruh apapun membuat kita menjadi seperti seekor ayam yang lepas
dari kandangnya. Namun Allah SWT tetap mengawasi dan terus member nikmat dalam
bentuk yang sering sekali tidak kita sadari, sehingga sifat kita menjadi
anggkuh dan merasa paling terus terpatri dari hari kehari, hingga kadang
kedudukan Sang Pencipta menjadi lebih sering terabaikan.
Dari keadaan yang diperbuat kita
sebagai mahluk yang lemah ini memang menjadi bahan pemikiran apakah bencana
alam yang terjadi merupakan cobaan atau hasil dari benih perbuat manusia
terdahulu, namun pastinya saya mengatakan sadarlah kita karena semua terpulang
kepada kita dan jangan jadikan Sang Pencipta sebagai sosok yang selalu peduli dengan
kita, kita mulai ciptakan perubahan yang dimulai dari diri kita sendiri
dilanjutkan ke lingkungan keluarka kita lalu kelingkungan seputar tempat
tinggal kita dan akhirnya perubahan itu akan mendunia.
Kiamat adalah hari akhir, kita
semua tahu itu dan sudah kjetentuan Sang Pencipta atas hari akhir itu, dimana
saat itu akan terjadi kehancuran total yang ditandai dengan pertanda dan
berbunyinya terompet sangkakala yang maha dasyhat, seolah-olah itu adalah
perbuatan-Nya, namun lagi-lagi kita juga berprasangka bahwa kehendak-Nya yang
menyebabkan kehancuran, bagaimana jika kita kembali merubah sudut pandang kita
menjadi :
Kiamat itu terjadi dan kehancuran
merata dimuka bumi ini, namun kehancuran itu terjadi akibat dari perbuatan kita
sebagai manusia seperti Perang Saudara, bencana alam akibat penebangan liar,
tsunami akibat eksploitasi dengan arogan atas inti bumi dan lain sebagainya
yang jika kita coba kaitkan pasti berhubungan dengan kejadian yang memicu
kehancuran bumi, lalu apa pantas Sang Pencipta dapat dikatakan ikut campur
tanggan atas proses terjadinya kiamat itu, kita memang sangat lemah tapi kita
diberikan kebebasan sangat amat tak terbatas
Apapun itu semua terpulang kepada
kita baik itu baik ataupun buruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar